Rabu, 07 Desember 2016

Subhanallah!!! TERUNGKAP! Sari Roti di Aksi 212 Sudah Diborong Dermawan Misterius... Ternyata dia Orang Istana. CEKK!!


Hari ini nama 'Sari Roti' jadi trending topic pembicaraan di sosial media pasca beredarnya KLARIFIKASI Sari Roti terkait berita pedagang Sari Roti yang bagikan gratis saat Aksi 212 pada 2 Desember lalu di Monas, Jakarta.


Dalam klarifikasinya Sari Roti tidak ingin dikaitkan dengan kegiatan Aksi 212.

Memang bukan pihak Sari Roti yang membagikan gratis ke peserta aksi 212, tapi sudah diborong oleh seorang dermawan yang peduli dengan Aksi Super Damai 212 dan dibagikan gratis untuk para peserta aksi.

Siapa sosok Dermawan itu?

Adalah Setiyardi yang memberikan beberapa informasi mengenai sosok misterius itu. Ia juga menyatakan bahwa kegiatan tersebut bukan kegiatan sosial (charity) dari produsen roti Sari Roti.

"Memang benar itu bukan kegiatan charity dari Sari Roti. Itu inisiatif seorang sahabat saya, sebut saja namanya "Abdullah", hamba Allah, yang ingin berbagi pada para mujahid 212," kata Setiyardi warga Jakarta yang membocorkannya lewat jejaring sosial, seperti dikutip Bersamadakwah.net.

Setiyardi mengisahkan bahwa sosok Abdullah itu mengumpulkan puluhan gerobak Sari Roti pada pagi hari Jumat 2 Desember 2016 itu.

"Jam 4 subuh dia kumpulkan puluhan gerobak Sari Roti, dan membayar dengan cash. Si Abdullah itu ikhlas, anonim, dan hingga kemarin tetap berharap itu dianggap memang aksi simpatik dari [pedagang] Sari Roti saja," kata dia orang istana.


Para pedagang keliling Sari Roti itu pun sangat antusias. Jam 4.30, usai adzan Subuh, para pedagang roti sudah stand by di Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta menuju Monas. Di gerobaknya sudah diberi tulisan "GRATIS UNTUK MUJAHID".
Bagi-bagi gratis dari penjual keliling Sari Roti yang sudah diborong dermawan "Hamba Allah" saat Aksi 212 ini pun banyak mendapat apresiasi.

Namun, klarifikasi dari pihak Sari Roti yang bahkan mengkait-kaitkan dengan Kebhinekaan dan tidak mau dikaitkan dengan Aksi Damai 212 sangat disayangkan publik. Hal yang sudah positif dan banyak apresiasi malah jadi kontraproduktif.

"Saya sungguh kecewa dengan pengumuman Sari Roti. Saya punya teman kuliah di UGM, Engelin Wijaya, yang sempat jadi Direktur Sari Roti se-Indonesia. Dia pernah bercerita bahwa Sari Roti itu menerapkan sistem "beli-putus", bukan konsinyasi kepada pengecernya," kata Setiyardi.

Lantas, Setiyardi pun mempertanyakan apa dasar Sari Roti bilang kegiatan bagi-bagi roti itu tanpa izin resmi.

"Mengapa begitu khawatir dikaitkan dengan aksi 212? Bukankah perusahaan Jepang memiliki etos Bushido, semangat membela keadilan?" ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar